Biografi Tahar Ben Jelloun
Daftar Isi
Biografi - Maghreb di Halaman Dunia
Tahar Ben Jelloun adalah salah satu penulis Maroko yang paling terkenal di Eropa. Ia lahir di Fèz pada tanggal 1 Desember 1944 dan menghabiskan masa mudanya di sana. Namun, tak lama kemudian, ia pindah ke Tangier, tempat ia bersekolah di sekolah menengah Prancis, lalu ke Rabat. Di sana, ia mendaftar di universitas 'Mohammed V' dan lulus di bidang filsafat.
Sekitar awal 1960-an, Ben Jelloun memulai karirnya sebagai penulis dan selama periode inilah ia berperan aktif dalam penulisan majalah 'Souffles', yang kemudian menjadi salah satu gerakan sastra paling penting di Afrika Utara. Dia berkenalan dengan salah satu tokoh terpenting saat itu, Abdellatif Laâbi, jurnalis dan pendiri 'Souffles', yang darinya dia mendapatkan banyak pelajaran danyang digunakan untuk menguraikan teori dan program baru.
Pada saat yang sama, ia menyelesaikan kumpulan puisi pertamanya yang berjudul 'Hommes sous linceul de silence', yang diterbitkan pada tahun 1971.
Setelah lulus dalam bidang filsafat, ia pindah ke Prancis dan kuliah di Universitas Paris. Di sini, ia memperoleh gelar doktor dengan melakukan studi tentang seksualitas imigran Afrika Utara di Prancis, sebuah studi yang darinya, sekitar paruh kedua tahun 1970-an, dua teks penting akan diturunkan: 'La Plus haute des solitudes' dan 'La Reclusion solitaire'. Dalam dua karya ini iaIa berhenti sejenak untuk menganalisis kondisi para emigran Maghrebi di Prancis yang, setelah melarikan diri dari negaranya dengan tujuan untuk mengubah hidup mereka dan meningkatkan posisi sosial mereka, telah menjadi budak baru dari para mantan tuan mereka.
Lambat laun, suaranya mulai terdengar, tetapi gema dari kata-kata ini akan menjadi lebih kuat dan tajam dengan penerbitan dua karya besar seperti 'L'Enfant de sable' dan 'La Nuit sacrée', yang terakhir adalah pemenang Hadiah Goncourt yang mengukuhkannya sebagai seorang penulis yang terkenal di dunia internasional. Sejak saat itu, teks-teksnya menjadi semakin banyak sementara genre sastra di manatelah terdiversifikasi dari waktu ke waktu.
Ia menulis novel, puisi, drama dan esai, berhasil membawa unsur-unsur inovatif ke dalam setiap karyanya dengan menghormati tradisi yang ia lihat sendiri dan, pada saat yang sama, tulisannya berevolusi dari hari ke hari. Tema-tema yang ia bahas beragam, namun semuanya didasarkan pada subjek yang sedang hangat dan selalu menjadi topik hangat seperti emigrasi ('Hospitalité française'); pencarianidentitas ('La Prière de l'absent' dan 'La Nuit sacrée'), korupsi ('L'Homme rompu').
Lihat juga: Biografi Mata HariLatar cerita juga berbeda, dari Maroko dalam 'Moha le fou', 'Moha le sage', atau 'Jour de silence à Tanger', kita beralih ke teks-teks yang berlatar di Italia, khususnya di Naples ('Labyrinthe des sentiments' dan 'L'Auberge des pauvres'). Dalam daftar yang sangat panjang ini, kita harus menambahkan satu lagi yang lebih baru, 'Cette aveuglante absence de lumière', yang, terlepas dari kritikannya, telah menjadi sumber inspirasi bagi sang penulis.mengiringi penerbitannya, membuat publik terkesan dengan kekuatannya, dengan tulisannya yang tampaknya telah mencapai titik tertinggi di halaman-halaman ini.
Lihat juga: Biografi Pep Guardiola